Thursday, June 4, 2015

Pilih mana, nama Indonesia atau Nusantara?



                                                                  Indonesia (Nusantara)

Seorang ahli metafisika, Arkand Bodhana Zeshaprajna Doktor lulusan University of
Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat yang dengan telaten meneliti relevansi antara nama dan nasib seseorang bahkan suatu negara sekalipun. Beliau mengemukakan bahwa nama Nusantara lebih baik ketimbang nama Indonesia bukannya tanpa alasan, melainkan di analisa dari struktur value dan sincronity huruf yang logis, dimana dalam sebuah nama itu terdapat energi, jika parameter-parameter valuenya jeblok maka akan menjadi energi buruk juga di dalamnya.
Dr. Arkand Bodhana Zeshaprajna
Adapun beberapa alasan mengapa nama Indonesia sebaiknya di ganti atau di kembalikan ke nama Nusantara adalah sbb:
1. Nama negara Indonesia dengan Nusantara, dalam pandangan metafisika, nama Indonesia hanya memiliki Synchronicity Value sebesar 0.5. Sedangkan Synchronicity Value yang positif berada di angka 0,8 hingga 1,0. Nama Indonesia sendiri hanya memiliki Synchronicity Value 0,5.

Synchronicity Value

“Bahwa negara-negara maju memiliki struktur nama yang berkualitas baik dan negara-negara yang belum juga maju dan tetap miskin memiliki struktur nama yang berkualitas rendah,”
Paramater lain yang digunakan Coherence Value. Coherence Value menunjukkan struktur kode-kode dalam diri sendiri yang saling berkaitan satu dengan kode yang lainnya. Rentang Coherence Value berada di kisaran 0,1 hingga 1,0. Sedangkan nilai positifnya di kisaran 0,7 hingga 1,0. Indonesia hanya memiliki Coherence Value sebesar 0,2. Hal ini jauh dari bagus sehingga nama Indonesia harus diganti dengan nama yang lebih baik, yakni Nusantara. Coherence Value dalam kehidupan bisa dilihat dari cara seseorang atau negara menguasai satu atau beberapa keahlian. Semakin tinggi Coherence Value tingkat penguasaan terhadap keahlian semakin baik.

 2. Indonesia bukan berasal dari orang Indonesia atau pribumi. Hal ini membuat perjalanan bangsa kini menjadi terseok-seok.
James Richardson Logan pada tahun 1850 menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago (Etnologi dari Kepulauan Hindia). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan kesetujuannya tentang perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago (Kepulauan Hindia) terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang sebelumnya diperkenalkan oleh George Samuel Windsor Earl, seorang ahli etnologi bangsa Inggris. Oleh Logan, huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa. “Asal-usul kata yang ternyata bukanlah hasil karya putra bangsa dan struktur kata yang ternyata tidak baik, yang terbuktikan dengan kondisi bangsa dan negara hingga saat ini yang semakin buruk membangkitkan pemikiran untuk mengganti nama negara Indonesia”.
 James Richardson Logan

3. Banyak kebudayaan di dunia yang mengganti nama seseorang yang sering sakit pada masa anak-anak. Begitupun dengan negara, jika bangsanya sering sakit-sakitan, maka mengganti nama negara bisa jadi solusi.  “Jika banyak budaya di dunia yang mengganti nama seseorang yang sering sakit pada masa anak-anak melalui pendekatan budaya dan religiusitas, maka saat ini kita mendekatinya juga melalui pendekatan budaya, religiusitas dan ilmu pengetahuan. Tiga pendekatan ini menemukan satu kata: Nusantara” kata Dr. Akand Bodhana Zeshaprajna.

Namun, Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini tidak mau berpikir terlalu jauh terkait polemik pergantian nama ini. Sebab, kini dirinya hanya fokus menjebolkan nama Nusantara."Jangan langsung ke sana, kita fokus ke Nusantara dulu. Nanti kalau semua sudah punya kesepakatan untuk memajukan negeri ini dengan nama Nusantara, baru di situ kita menambahkan. Kita ganti nama Republik menjadi Viranegari," ungkap pria bernama asli Emmanuel Alexander ini.
Seperti diketahui, Arkand yang juga doktor University of Metaphysics International Los
Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama
terbaik untuk pengganti nama Indonesia.Sebab, menurutnya, dalam struktur nama
Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik
untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak. Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur
nama yang baik.

Sumbar:
https://sabdadewi.wordpress.com/2014/05/09/indonesia-vs-nusantara/
https://www.facebook.com/hangoutsociety/posts/583598035065582

Tentang Penulis

masarul

Author & Editor

Melalaui karya aku berteriak lantang kepada dunia. Melalui tulisan aku kiaskan perasaan yang dapat diungkapkan lewat lisan.

 
masarul.com © 2015 - Designed by Templateism.com | Distributed By Blogger Templates