Indonesia (Nusantara)
Seorang ahli metafisika, Arkand Bodhana
Zeshaprajna Doktor lulusan University of
Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat yang dengan telaten meneliti relevansi antara nama dan nasib seseorang bahkan suatu negara sekalipun. Beliau mengemukakan bahwa nama Nusantara lebih baik ketimbang nama Indonesia bukannya tanpa alasan, melainkan di analisa dari struktur value dan sincronity huruf yang logis, dimana dalam sebuah nama itu terdapat energi, jika parameter-parameter valuenya jeblok maka akan menjadi energi buruk juga di dalamnya.
Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat yang dengan telaten meneliti relevansi antara nama dan nasib seseorang bahkan suatu negara sekalipun. Beliau mengemukakan bahwa nama Nusantara lebih baik ketimbang nama Indonesia bukannya tanpa alasan, melainkan di analisa dari struktur value dan sincronity huruf yang logis, dimana dalam sebuah nama itu terdapat energi, jika parameter-parameter valuenya jeblok maka akan menjadi energi buruk juga di dalamnya.
Dr. Arkand Bodhana
Zeshaprajna
Adapun beberapa alasan mengapa nama Indonesia
sebaiknya di ganti atau di kembalikan ke nama Nusantara adalah sbb:
1. Nama negara Indonesia dengan Nusantara, dalam
pandangan metafisika, nama Indonesia hanya memiliki Synchronicity Value sebesar
0.5. Sedangkan Synchronicity Value yang positif berada di angka 0,8 hingga 1,0.
Nama Indonesia sendiri hanya memiliki Synchronicity Value 0,5.
Synchronicity Value
“Bahwa negara-negara maju memiliki struktur nama
yang berkualitas baik dan negara-negara yang belum juga maju dan tetap miskin
memiliki struktur nama yang berkualitas rendah,”
Paramater lain yang digunakan Coherence Value.
Coherence Value menunjukkan struktur kode-kode dalam diri sendiri yang saling
berkaitan satu dengan kode yang lainnya. Rentang Coherence Value berada di
kisaran 0,1 hingga 1,0. Sedangkan nilai positifnya di kisaran 0,7 hingga
1,0. Indonesia hanya memiliki Coherence Value sebesar 0,2. Hal ini jauh
dari bagus sehingga nama Indonesia harus diganti dengan nama yang lebih baik,
yakni Nusantara. Coherence Value dalam kehidupan bisa dilihat dari
cara seseorang atau negara menguasai satu atau beberapa keahlian. Semakin
tinggi Coherence Value tingkat penguasaan terhadap keahlian semakin baik.
2. Indonesia bukan berasal
dari orang Indonesia atau pribumi. Hal ini membuat perjalanan bangsa kini
menjadi terseok-seok.
James Richardson Logan pada tahun 1850 menulis
artikel The Ethnology of the Indian Archipelago (Etnologi dari Kepulauan
Hindia). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan kesetujuannya tentang
perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian
Archipelago (Kepulauan Hindia) terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang
sebelumnya diperkenalkan oleh George Samuel Windsor Earl, seorang ahli etnologi
bangsa Inggris. Oleh Logan, huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya
lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian
kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian,
sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa. “Asal-usul kata yang ternyata bukanlah hasil
karya putra bangsa dan struktur kata yang ternyata tidak baik, yang terbuktikan
dengan kondisi bangsa dan negara hingga saat ini yang semakin buruk
membangkitkan pemikiran untuk mengganti nama negara Indonesia”.
James Richardson Logan
3. Banyak kebudayaan di dunia yang mengganti nama seseorang yang sering sakit
pada masa anak-anak. Begitupun dengan negara, jika bangsanya sering
sakit-sakitan, maka mengganti nama negara bisa jadi solusi. “Jika banyak budaya di dunia yang mengganti
nama seseorang yang sering sakit pada masa anak-anak melalui pendekatan budaya
dan religiusitas, maka saat ini kita mendekatinya juga melalui pendekatan
budaya, religiusitas dan ilmu pengetahuan. Tiga pendekatan ini menemukan satu
kata: Nusantara” kata Dr. Akand Bodhana Zeshaprajna.
Namun, Doktor lulusan University of Metaphysics
International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini tidak mau berpikir
terlalu jauh terkait polemik pergantian nama ini. Sebab, kini dirinya hanya
fokus menjebolkan nama Nusantara."Jangan langsung ke sana, kita fokus ke Nusantara
dulu. Nanti kalau semua sudah punya kesepakatan untuk memajukan negeri ini dengan
nama Nusantara, baru di situ kita menambahkan. Kita ganti nama Republik menjadi Viranegari," ungkap pria bernama asli Emmanuel Alexander ini.
Seperti diketahui, Arkand yang juga doktor University
of Metaphysics International Los
Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama
terbaik untuk pengganti nama Indonesia.Sebab, menurutnya, dalam struktur nama
Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik
untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak. Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur
nama yang baik.
Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama
terbaik untuk pengganti nama Indonesia.Sebab, menurutnya, dalam struktur nama
Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik
untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak. Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur
nama yang baik.
Sumbar:
https://sabdadewi.wordpress.com/2014/05/09/indonesia-vs-nusantara/
https://www.facebook.com/hangoutsociety/posts/583598035065582