Thursday, October 24, 2019











Analisis Jurnal Pemanfaatan Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Sebagai Sumber Nitrogen Alternatif dalam Pembuatan Nata Pinnata





Analisis Jurnal Rendemen dan Kandungan Nutrisi Nata Pinnata yang Diolah dari Nira Aren

Tuesday, October 17, 2017



Mungkin sebagian dari kita masih ada yang berpikiran jika biologi dan matematika tidak saling berhubungan -awas baper 
 -. Biologi itu sering banget dipersepsikan sebagai hafalan. Sebaliknya, pelajaran matematika selalu dianggap sebagai pelajaran yang hanya memerlukan kemampuan anlisis dan jauh dari hafalan.

Ketika gue bilang bahwa matematika dan fisika itu berhubungan, nggak ada yang heran. Ketika gue bilang fisika dan kimia ada hubungannya, nggak ada yang heran juga. Tapi matematika dan biologi, masa sih ada hubungan di antara keduanya?

Persoalan hereditas
Gue yakin lu masih ingat pelajaran genetika yang pernah dipelajari waktu SMP. Nah, untuk memastikan apakah lu bener-bener mengerti dengan materi yang dipelajari waktu SMP itu, gue mau kasih soal nih.

Bayangkan bahwa lu lagi iseng-iseng mengawinkan dua kacang polong yang masing-masing memiliki gen tinggi heterozigot (Tt). Pada kacang polong, kita mengetahui bahwa gen tinggi (T) adalah gen yang dominan terhadap gen pendek (t). Anggaplah lo berhasil membiakkan 4 kacang polong yang merupakan keturunan dari dua kacang polong yang lo kawinkan tadi. Kira-kira, di antara berbagai pilihan di bawah ini, manakah yang mungkin terjadi?
·         (A) Semua keturunannya adalah tinggi.
·         (B) Keturunannya adalah 1 tinggi dan 3 pendek.
·         (C) Keturunannya adalah 3 tinggi dan 1 pendek.
·         (D) Ketiganya mungkin.


Sebelum lu melanjutkan membaca, gue sangat menyarankan elu untuk coba jawab dulu pertanyaan di atas.
Okay, kalau udah dijawab, gue mau lanjut ke pertanyaan yang selanjutnya. Kali ini pertanyaannya relatif lebih mudah.
Kita tahu bahwa cowok itu gen kromosomnya xy sementara cewek itu gen kromosomnya adalah xx. Bayangkan bahwa ada kerabat lu yang menikah (cewek dan cowok), kemudian mereka memiliki 2 anak. Kira-kira, di antara pilihan di bawah ini, manakah yang mungkin terjadi?
·         (A) Semua keturunannya adalah cowok.
·         (B) Keturunannya adalah 1 cowok dan 1 cewek.
·         (C) Semua keturunannya adalah cewek.
·         (D) Ketiganya mungkin.
Klik di sini untuk melihat jawabannya.

Klik di sini untuk melihat jawabannya.
Jawaban soal pertama: D (ketiganya mungkin). Jawaban soal ke dua: D (ketiganya mungkin).
Dalam proses pembuahan manusia, setiap 1 ml semen hasil ejakulasi pria, bisa mengandung 100 juta sel sperma untuk membuahi sel telur wanita. Nah bayangkan pada proses pembuahan, ratusan juta sel sperma tersebut masing-masing membawa kromosom x atau y. Secara matematis, ratusan juta sel sperma tersebut memiliki peluang untuk dapat membuahi sel telur yang mengandung kromosom x. Jika yang berhasil membuahi adalah sel sperma yang membawa kromosom x berarti anaknya akan terlahir dengan jenis kelamin perempuan (xx), jika yang membuahi adalah sel sperma yang membawa kromosom y, berarti anaknya akan terlahir dengan jenis kelamin laki-laki (xy). (catatan: konsep laki-laki dan perempuan sebenarnya lebih kompleks dari sekedar kromosom xy dan xx. Tapi untuk penjelasan kali ini, konsepnya sengaja gue sederhanakan untuk memudahkan pemahaman lu terhadap konsep peluang dan rasio genetika.)
Sampai di sini, paham ya konteksnya kenapa hereditas ini bisa nyambung banget dengan konsep peluang dalam matematika?

Biologi dan Matematika
Okay deh. Sekarang kebayang lah ya, bagaimana hubungan antara konsep genetika dengan konsep peluang di matematika. Kalau sebelumnya lu masih beranggapan bahwa biologi itu cuma hafalan, mungkin dengan satu contoh ini, perspektif lu bisa mulai berubah.




Hukum Hereditas Mendel, Berseminya Antara Biologi dan Matematika

Monday, September 4, 2017


Tema : Revitalisasi Penghargaan Terhadap Perbedaan

Sastra dan seni merupakan aktivitas manusia yang secara historis ditujukan untuk mengasah akal dan budi manusia. Dua hal tersebut seringkali menjadi garda depan perjuangan kemanusiaan ketika aspek-aspek lain gagal mendobrak otoritarianisme sebuah rezim. Di berbagai penjuru dunia, sastra dan seni merupakan salah satu ekspresi yang dipergunakan untuk menggambarkan kesemrawutan tatanan sosial dalam kehidupan.

Jika dikaitkan dengan konteks kekinian, kesemrawutan tatanan kehidupan sosial terlihat nyata dengan hadirnya media dengan kemampuannya menyampaikan bahkan mengerahkan opini massa. Kehadiran media memberikan peran penting dalam penyampaian pendapat. Pada satu sisi, pendapat-pendapat tersebut memberi kesempatan kepada orang untuk menulis. Akan tetapi, pada sisi lain, terkadang pendapat yang disampaikan tersebut menjadi suatu persoalan tersendiri jika dalam penyampaiannya meninggalkan aspek-aspek kesantunan dan kecendikiaan.

Kuasa media massa menjadi semakin tidak terkendali ketika ruang virtual terbuka lebar. Kata-kata yang tidak santun seperti hinaan, cacian, hingga sumpah serapah banyak dijumpai dalam berbagai “kicauan’ yang disampaikan. “Kicauan-kicauan” tersebut ditemukan dalam wadah media-media sosial yang seringkali menimbulkan persoalan tersendiri.

Kehadiran sastra dan seni yang pada masa lalu pernah menjadi garda depan pengasah budi, tiba-tiba tergantikan oleh kehadiaran media massa dalam bentuk sosial media. Karya sastra mengalami penurunan penikmat, dibuktikan dengan semakin mengecilnya ketertarikan mahasiswa pada kajian puisi dan prosa. Hal ini sangat ironis, karena kedua genre sastra tersebut menempati peran penting sebagai salah satu sarana pengasah budi pekerti dengan menghadirkan makna-makna semiotika yang memerlukan kecerdasan pikiran dan perasaan untuk memahaminya.

Dalam usaha menjelaskan kembali pentingnya sastra dan seni sebagai pengasah budi dan kecendikiaan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan Lomba Sastra dan Seni 2017. Kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud sebagai salah satu langkah nyata dalam usaha memberi ruang ekspresi kepada para pelaku sastra dan seni untuk mengembangkan sastra dan seni dengan terus berkarya. Di samping itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memicu kemballi gairah bersastra-seni sebagai salah satu alternatif sarana mengasah budi dan kecendikiaan.

Lomba Sastra dan Seni 2017 kali ini mengangkat tema Revitalisasi Penghargaan Terhadap Perbedaan. Tema tersebut diangkat untuk mengingatkan kembali realitas bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural, bangsa yang dalam sejarahnya memiliki sejarah panjang dalam menghargai keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam aspek tersebut toleransi terhadap perbedaan sangat kental dalam berkehidupan.

Sastra dan Seni yang dilombakan antara lain:

Lomba penulisan puisi yang telah dipublikasikan lewat media sosial (telah diviralkan)
Lomba penulisan cerita pendek untuk karya yang sudah disebarluaskan lewat blog dan media sosial
Lomba penulisan kritik sastra yang sudah disebarluaskan lewat media sosial
Lomba fotografi
Lomba penulisan meme yang sudah disebarluaskan lewat media sosial
Lomba pembuatan film dengan durasi maksimal 10 menit
Lomba pembuatan profil Fakultas Ilmu Budaya dengan durasi 7 menit
Lomba terbuka bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Materi lomba yang diviralkan harus diberi identidas bahwa materi tersebut untuk lomba Sastra dan Seni FIB UGM 2017. Batas akhir pengumpulan materi lomba 30 September 2017. Penjurian 5-20 Oktober 2017. Pengumuman lomba akan dilaksanakan pada acara Malam Anugerah Sastra dan Seni ke-4 Tahun 2017 Universitas Gadjah Mada, di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM, pada 10 November 2017, pukul 19.00-22.00 WIB.

Lampiran

Lomba Sastra dan Senike-4 Fakultas Ilmu Budaya UGM

FakultasI lmu Budaya UGM kembali mengadakan perlombaan berikut:

Film pendek
KritikSastra
Film Profil Fakultas Ilmu Budaya
Cerpen
Fotografi
Puisi
Penulisan meme
Seluruh lomba terbuka bagi Warga Negara Indonesia. Memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah.

Batas Akhir Pengumpulan Materi Lomba : 10 Oktober 2017

Di Sekretariat Bersama Fakultas Ilmu Budaya UGM (diteras barat)

Dikirimkan ke: anugerahsastraseni@ugm.ac.id
Pengumuman pemenang lomba akan dilaksanakan pada Malam Anugerah Sastra dan Senike – 4 Tahun 2017, Jumat, 10 November 2017

KETENTUAN UMUM

Peserta adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan menyertakan salinan KTP.
Karya harus asli ciptaan sendiri, belum pernah dipublikasikan, dan tidak sedang diikutkan dalam kompetisi lain.
Untuk karya tulis (puisi, cerpen, kritik sastra, penulisan meme dan fotografi) nama peserta ditulis di halaman terpisah di bagian tersendiri dirangkai dengan biodatanya. DILARANG menulis identitas di bawah judul karya.
Untuk Fotografi, Flme pendek dan Film Profil materi harus dikirim dengan rangkap 3 disertai soft file dalam bentuk CD. Cover CD hanya boleh ditulisi judul. DILARANG menulis identitas pengirim pada CD atau hasil karya.
Untuk karya tulis film pendek, puisi, cerpen, kritik sastra, penulisan meme dan fotografi harus sudah diviralkan melalui media sosial (FB, Line, Twitter, Blog, Instagram, dsb.)
Materi perlombaan; puisi, cerpen, kritik sastra dan penulisan meme dikirim melalui email anugerahsastraseni@ugm.ac.id
Materi perlombaan; Fotografi, Film pendek dan Film Profil FIB dimasukkan ke dalam amplop lalu di bagian atasnya ditulis sesuai kategori.
Seluruh karya yang masuk menjadi hak milik panitia.
Apabila di kemudian hari terdapat gugatan hak cipta, pihak panitia tidak bertanggungjawab terhadap hal tersebut.
KETENTUAN KHUSUS

1. LOMBA FILM PENDEK      

Durasi film 7—10 menit (sudah dengan credit title)
Menggunakan kamera jenis apa pun dengan minimum resolusi 800 x 600 px.
Jika terdapat konten berupa video/musik/hasil karya apa pun yang merupakan hak cipta milik orang lain, peserta wajib melampirkan surat persetujuan penggunaan karya tersebut atau menyebutkan sumbernya.
Bahasa yang dapat digunakan di dalam keseluruhan film adalah bahasa Indonesia, Bahasa asing, atau pun Bahasa daerah. Jika menggunakan Bahasa asing atau daerah diwajibkan untuk menyertakan subtitle (terjemahan) dalam bahasa Indonesia.
Setiap peserta hanya dapat mengirimkan satu judul film terbaiknya.
Peserta harus melampirkan datadiri, judul dan sinopsis film.
Materi film yang diikutkan lomba dikirim dalam DVD dengan format MOV, AVI, MPEG.
Peserta harus mempunyai master video dengan kualitas baik (HD atau Full HD) untuk penayangan penjurian.
Film yang dikirimkan berhak disiarkan atau ditayangkan oleh panitia untuk keperluan mediasi pendidikan atau sosialisasi.
Peserta dapat mengirimkan maksimal 2 (dua) karya film dikirimkan ke Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Jl. SosioHumaniora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
2. LOMBA FOTOGRAFI

1. Foto dicetak ukuran A3, dof (2 lembar per karya)

       2. Dilampiri dengan identitas peserta, judul foto, informasi yang berkenaan                 dengan foto, dan kamera yang dipakai di lembar lain.

      3. Peserta dapat mengirimkan maksimal 3 (tiga) karya foto dikirimkan ke                     Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Jl. SosioHumaniora No. 1,                 Bulaksumur, Yogyakarta 55281.

3. LOMBA PENULISAN PUISI

Puisi ditulis dengan bahasa Indonesia
Puisi ditulis dengan font Times New Roman 12, spasi 1,5 – 2.
Peserta dapat mengirimkan maksimal 5 (lima) judul puisi terbaiknya, dikirimkan ke email : anugerahsastraseni@ugm.ac.id
4. LOMBA PENULISAN CERPEN

Cerpen menggunakan bahasa Indonesia
Cerpen ditulis dengan font Times New Roman 12, spasi 1,5 – 2 dengan kisaran 6-8 halaman kuarto.
Peserta hanya dapat mengirimkan 2 (dua) judul cerpen terbaiknya, dikirimkan ke email : anugerahsastraseni@ugm.ac.id
5. LOMBA KRITIK SASTRA

Kritik ditulis menggunakan bahasa Indonesia
Naskah diharapkan mengangkat isu-isu terkini tentang kesusastraan dan menggunakan perspektif baru dalam mengkaji karya sastra.
Naskah ditulis dengan font Times New Roman 12, spasi 1,5 – 2 dengan kisaran 10 – 15 halaman kertas kuarto.
Apabila memuat sejumlah kutipan diharuskan menuliskannya dengan format penulisan ilmiah dan menuliskan referensi tersebut dalam daftar pustaka.
Peserta hanya dapat mengirimkan 2 (dua) karya terbaiknya, dikirimkan ke email : anugerahsastraseni@ugm.ac.id
6. FILM PROFIL FAKULTAS ILMU BUDAYA

Durasi film 5 -7menit (sudah dengan credit title)
Isi mengenai  profil  Fakultas  Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Menggunakan kamera jenis apa pun dengan minimum resolusi 800 x 600 px.
Jika terdapat konten berupa video/musik/hasil karya apa pun yang merupakan hak cipta milik orang lain, peserta wajib melampirkan surat persetujuan penggunaan karya tersebut atau menyebutkan sumbernya.
Bahasa yang dapat digunakan di dalam keseluruhan film adalah bahasa Indonesia, Bahasa asing, atau pun Bahasa daerah. Jika menggunakan Bahasa asing atau daerah diwajibkan untuk menyertakan subtitle (terjemahan) dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya.
Setiap peserta hanya dapat mengirimkan 2 (dua) film terbaiknya.
Peserta harus melampirkan data diri, judul dan sinopsis film dalam lembar.
Materi film yang diikutkan lomba dikirim dalam DVD dengan format MOV, AVI, MPEG.
Peserta harus mempunyai master video dengan kualitas baik (HD atau Full HD) untuk penayangan penjurian.
Film yang dikirimkan berhak disiarkan atau ditayangkan oleh panitia              untuk keperluan mediasi pendidikan atau sosialisasi.
Peserta dapat mengirimkan maksimal 2 (dua) karya film, dikirimkan ke:         Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Jl. SosioHumaniora No. 1,       Bulaksumur, Yogyakarta 55281
7. PENULISAN MEME

Karya meme merupakan karya pribadi dan belum pernah dipublikasikan di media mana pun dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba.
Karya yang dikirimkan bukan merupakan hasil plagiat, tidak menggunakan unsur SARA, pornografi atau merendahkan pihak lain.
Karya dikirimkan dalam format JPEG (dalam CD atau melalui email :                 anugerahsastraseni@ugm.ac.id
Peserta dapa tmengirimkan maksimal 3 (tiga) karya terbaiknya.
Peserta harus menyertakan lampiran data diri, jika dikirimkan dalam            bentuk CD ke alamat : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Jl.      Sosio Humaniora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281


Hadiah Lomba
(1)   Film  Pendek

Juara 1  : Rp 10.000.000,00

Juara 2  : Rp 7.500.000,00

Juara 3  : Rp 5.000.000,00

(2)   Kritik Sastra dan Film Profil FIB

Juara 1  : Rp 7.500.000,00

Juara 2  : Rp 5.000.000,00

Juara 3  : Rp 3.000.000,00

(3)  Fotografi, Penulisan meme, Puisi dan Cerpen

Juara 1  : Rp 6.000.000,00

Juara 2  : Rp 4.000.000,00

Juara 3  : Rp 2.500.000,00

Lomba Sastra dan Seni UGM ke-4 Tahun 2017



Perkenalan kami dimulai ketika pengumuman pembagian daftar nama-nama siswa yang masuk kelas XI IPA ataupun kelas XI IPS. Dan ternyata aku sendiri masuk kelas XI IPA 1 bersama dengan Astari, Ketut Dendi, Wayan Dilla, Istiqomah dan juga Weni yang berasal dari kelas sebelumnya, kelas X5. Belum sempat aku melihat daftar siswa lainnya yang masuk di kelas XI IPA 1, dari belakang ada seseorang yang menepuk pundakku. “Mengko dewe sebangku yo Dil?” ucapnya dengan logat Jawa yang khas sambil tangannya masih berada di pundakku. Awalnya aku sempat bingung dari mana dia mengetahui namaku sampai akhirnya dia menjelaskan siapa dia sebenarnya. Ternyata dia adalah Petrus Kanesius Wisnu Perdana atau yang biasa dipanggil dengan nama Petrus yang ketika masih SMP adalah adik kelasku namun kini menjadi teman satu angkatan karena aku sempat memutuskan untuk berhenti bersekolah selama satu tahun hingga akhirnya aku dapat melanjutkan sekolah di SMAN 1 Sidomulyo. Akhirnya kami memutuskan untuk duduk sebangku di Kelas XI IPA 1 yang akan kami masuki.

Liburan pun usai, itu pertanda dimulainya rutinitas aku dan teman-teman lainnya sebagai seorang pelajar. Seperti perjanjian kami sebelumnya, aku dan Petrus duduk bersama. Kami duduk di bangku paling depan dan berhadapan langsung dengan meja guru. Tepat di sebelah kanan kami ternyata ada seseorang yang sudah tidak asing lagi buatku, karena selain prestasinya dia juga memiliki rupa yang cantik, yaitu Lia Kurniasih. Dia juga merupakan adik kelasku ketika masih SMP, sama halnya seperti Petrus. Karena itulah aku dan Lia sering memanggil Petrus dengan panggilan anak polos.

Dipanggil demikian karena Petrus adalah siswa yang kerap kali diperintahkan oleh guru yang masuk ke kelas XI IPA 1. Mungkin karena hal itulah dia memutuskan untuk pindah dan memilih duduk di belakang bersama dengan kelompok biang onar di kelas, Indra, Imam, Ketut Dendi, Revan dan juga Aris. Cukup lama aku duduk sendirian dengan pindahnya Petrus ke tempat lain, sampai akhirnya di semester ke dua masuklah Riski Ilmawan yang menggantikan posisi Petrus. Riski adalah siswa baru yang berasal dari Banjarnegara. Riski memilih pindah dari Banjarnegara karena mengikuti kedua orang tuanya yang telah terlebih dahulu tinggal di Lampung. Meskipun demikian, kelompok biang onar yang diketuai oleh Indra tetap saja meledek Riski dengan mengatakan alasan kepindahannya dikarenakan sekolah tempatnya mencari ilmu terkena longsor yang saat itu sedang marak-maraknya diberitakan di televisi.

Riski memang mendapatkan sambutan yang kurang menggembirakan, karena selain mendapat ejekan sekolahnya terdahulu terkena longsor, dia juga mendapat julukan “ngapak” yang merupakan ciri khas masyarakat Banjarnegara. Namun demikian, dia tetap betah bersekolah di SMAN 1 Sidomulyo. Ketenaran Riski yang mendapatkan julukan “ngapak” membenamkan ketenaran Petrus yang dijuluki sebagai anak polos. Hari-hari kami selalu dihiasi dengan julukan-julukan aneh namun tetap menjunjung tinggi rasa toleransi dan persaudaraan di antara kami yang membuat kami semakin akrab dan kompak sehingga akhirnya tak terasa kami semua naik ke kelas XII sebelum akhirnya kami semua akan menempuh jalan masing-masing setelah lulus nanti.

Tidak seperti saat awal masuk kelas XI, aku belum mendapatkan teman yang bersedia untuk duduk sebangku denganku. Hingga akhirnya ada salah satu teman yang telah dua tahun satu kelas denganku bersedia duduk di sebelahku. Dia adalah Wayan Dilla yang hobinya adalah dandan dan juga selfie di kelas ketika jam pelajaran sedang kosong ataupun ketika istirahat tiba. Karena itulah aku merasa tidak nyaman ketika duduk sebangku dengannya dan memutuskan untuk pindah. Akhirnya aku pun duduk bersama Indra yang sebelumnya ditinggalkan oleh Imam karena memilih duduk bersama Revan. Kini semua teman-teman kelas XII IPA 1 telah memiliki teman sebangku terkecuali Wayan Dilla.

Saat keadaan kelas belum sepenuhnya kondusif, masuklah Pak Hanafi, guru Bahasa Indonesia di kelas XII. Pak Hanafi sudah tidak asing lagi buatku, karena beliau kerap kali menjadi guru favorit di sekolah. Hal demikian memanglah tidak berlebihan, karena Pak Hanafi memiliki sifat humoris dan mudah memahami karakter siswa. Bahkan bukan hanya itu, beliau sering memberikan motivasi untuk seluruh siswa kelas XII yang menjadi anak didiknya terutama kepada diriku yang memiliki masalah pribadi dengan teman wanita yang aku suka, yaitu Weni Wulandari yang tak pernah aku ungkapkan perasaanku padanya meskipun kami telah bersama sejak awal masuk SMA. Pak Hanafi berpesan, “Nek wani ojo wedi, nek wedi ojo wani-wani” yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “Jika berani jangan sungkan, jika sungkan jangan gegabah”. Itulah kalimat yang akan dikenang selama hidupku dan sejak saat itulah aku memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik. “Jika menjadi yang terbaik, maka aku bisa memilih yang terbaik” ucapku dalam hati.

Kebersamaan dan kekompakkan kami membuat waktu berlalu begitu saja. Hingga tak terasa detik-detik menuju Ujian Nasional pun sudah di depan mata. Seluruh siswa kelas XII mulai disibukkan dengan bimbel dan juga les yang dilakukan bukan hanya siang hari, namun juga malam hari. Begitu juga dengan aku dan Petrus, setelah usai bimbel di sekolah kami melanjutkan les matematika di rumah Ibu Lely Febrianti yang juga menjadi guru di sekolah kami. Semua itu dilakukan demi lulus Ujian Nasional dan masuk kampus impian kami. Aku pun sering menginap di rumah Petrus karena memang rumahku terletak paling jauh jika dibandingkan dengan teman-teman lainnya yang juga les di rumah Ibu Lely. Meskipun dengan perbedaan keyakinan, aku tak canggung bermalam di rumah Petrus karena kedua orang tuanya selalu mengingatkan aku untuk tidak lupa beribadah dan memerintahkan Petrus agar mengantarku melaksanakan sholat shubuh berjamaah di masjid terdekat. 

Hingga keesokkan harinya, setelah melaksanakan sholat shubuh berjamaah aku bergegas pulang karena sang mentari mulai menyingsing dari peraduannya. Usai berpamitan dengan kedua orang tua Petrus, aku langsung pulang untuk selanjutnya kembali bersekolah. Melelahkan memang, belum sempat aku menikmati kehangatan pagi hari bersama keluarga, namun kewajibanku sebagai seorang pelajar seolah memaksa diri ini untuk merelakannya. Setelah berpamitan kepada kedua orang tua, dengan tergesa-gesa aku langsung menuju rumah Aji. Sesampainya di rumah Aji, aku lupa membawa bekal yang telah disiapkan oleh ibu dan aku tak sempat untuk mengambilnya karena tak lama Aji keluar dari kamarnya.

Kami pun berpamaitan dengan Pak Widoyo, ayah Aji untuk berangkat ke sekolah. Terhitung pada hari itu aku berpamitan dengan tiga orang tua yang berbeda, namun yang pasti hal itu untuk mendoakan keselamatanku di perjalanan. Namun kehendak Tuhan berkata lain, kami mengalami kecelakaan yang mengakibatkan aku tidak menyadarkan diri selama tiga hari, sementara Aji mengalami patah tulang pada ibu jarinya.

Pada saat tidak menyadarkan diri itulah, banyak teman-teman dan guru yang bersimpati dengan keadaanku. Diantara teman-teman yang lainnya, Petruslah yang paling terpukul dengan musibah yang menimpaku. “Petrus sering jengukin kamu, bahkan dia yang pertama menjenguk kamu ke rumah sakit dan menangis melihat kondisimu yang sedang sekarat” ibu menjelaskan. Mendengar hal itu, aku sangat terharu sekaligus bangga memiliki teman seperti Petrus karena dia tidak memiliki sifat dendam meskipun aku sering mem-bullynya.

Selama di rumah sakit, aku merasa jenuh dengan obat-obatan yang harus diminum secara teratur. Akan tetapi ibu mengatakan jika obat yang aku minum sama halnya seperti ibadah sholat yang rutin dilaksanakan oleh umat Islam meskipun dalam keadaan sakit. “Nak minum obat itu ibarat sholat, meskipun kamu enggan melakukannya, namun itu harus dilakukan demi kebaikanmu juga” jelas ibu. Perkataan ibu membuat semangat dan rasa syukurku kembali muncul.

Akhirnya setelah sepuluh hari dirawat, dokter mengijinkan aku untuk pulang dan berkumpul kembali bersama keluarga. Namun yang membuatku bersedih, dokter belum membolehkan aku kembali bersekolah sebelum kesehatanku kembali pulih. Akibatnya aku tertinggal materi pelajaran yang diajarkan melalui bimbel dan les yang dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional. Hal tersebut diperparah dengan diagnosa dokter yang mengatakan bahwa aku terkena amnesia yang membuatku lupa sebagian materi pelajaran, sehingga aku cukup khawatir dengan Ujian Nasional yang akan dihadapi.
Saat-saat yang paling menentukan pun tiba. Senin 04 April 2016 seluruh siswa kelas XII SMA menghadapi Ujian Nasional yang menentukan masa depan mereka, termasuk diriku. Awalnya aku sempat pesimis akan lulus Ujian Nasional, namun dengan segenap rasa syukurku yang masih diberikan kesempatan untuk mengikuti Ujian Nasional oleh Sang Pencipta memunculkan keyakinan pasti ada hikmah-Nya di balik semua ini.

Dan benar saja, tepatnya pada tanggal 07 Mei 2016 aku dinyatakan lulus meskipun dengan hasil yang jauh dari harapanku selama ini. Namun aku bertekad, meskipun dengan hasil Ujian Nasional yang kurang memuaskan bukanlah akhir dari segalanya. Karena menurutku, orang cerdas ialah orang yang bisa mengubah kesulitan menjadi sebuah kesempatan, dan tak ada rahasia untuk sukses melainkan semua itu dilakukan dengan usaha, doa serta kerja keras yang tak mengenal lelah dan putus asa.



























Persahabatan Lintas Agama

Friday, May 20, 2016




        Universitas Indonesia, biasa disingkat sebagai UI, adalah sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di bagian Utara dari Depok, Jawa Barat tepat di perbatasan antara Depok dengan wilayah Jakarta Selatan, dan kampus utama lainnya terdapat di daerah Salemba di Jakarta Pusat.. Universitas Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. Telah menghasilkan lebih dari 400.000 alumni. Secara umum dianggap sebagai salah satu dari tiga perguruan tinggi papan atas di Indonesia bersama dengan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung. Berikut merupakan daftar prodi dan daya tampung Universitas Indonesia tahun 2015/2016 berdasarkan situs snmptn.ac.id

    

  Jurusan IPA.
No.
Kode
Program Studi
Daya Tampung
1
341082
16
2
341074
20
3
341163
60
4
341103
16
5
341096
32
6
341066
20
7
341036
40
8
341022
40
9
341052
16
10
341206
12
11
341044
40
12
341014
40
13
341111
24
14
341125
32
15
341141
40
16
341155
48
17
341185
28
18
341214
26
19
341171
24
20
341193
24


      Jurusan IPS
No.
Kode
Program Studi
Daya Tampung
1
342016
26
2
342365
40
3
342254
32
4
342246
28
5
342024
32
6
342521
40
7
342505
40
8
342105
42
9
342351
40
10
342135
40
11
342121
45
12
342113
40
13
342313
40
14
342173
36
15
342151
40
16
342165
28
17
342181
40
18
342195
24
19
342551
27
20
342202
32
21
342143
36
22
342343
40
23
342092
44
24
342381
42
25
342292
50
26
342262
23
27
342046
32
28
342032
24
29
342321
40
30
342335
40
31
342084
32
32
342232
40
33
342216
40
34
342224
40
35
342395
32
36
342276
27
37
342284
25
38
342305
68
39
342373
22
40
342492
36
41
342424
40
42
342543
40
43
342513
20
44
342535
48
45
342484
48
46
342416
96
47
342454
73
48
342476
72
49
342432
60
50
342462
80
51
342446
60
52
342402
48
53
342076
40
54
342062
38
55
342054
22


 























Prodi dan Daya Tampung Universitas Indonesia Tahun 2015/2016

 
masarul.com © 2015 - Designed by Templateism.com | Distributed By Blogger Templates